ANESTESI
Pengertian
- Kata anestesi berasal dari bahasa yunani yang berarti
keadaan tanpa rasa sakit.
- Anestesi dibagi menjadi dua kelompok yaitu anestesi lokal
dan anestesi umum. Pada anestesi lokal hilangnya rasa sakit tanpa disertai
hilangnya kesadaran, sedangkan pada anestesi umum hilangnya rasa sakit disertai
hilangnya kesadaran.
ANESTESI UMUM
Anestesi umum yaitu rasa sakit hilang disertai
dengan kehilangan kesadaran.
- Anestesi suntikan intravena (i.v) biasa dipakai untuk taraf induksi kemudian dilanjutkan dengan anestesi inhalasi untuk mempertahankan keadaan tidak sadar. Obat khusus sering diberikan untuk menghasilkan relaksasi otot.
- Untuk prosedur tertentu mungkin dibutuhkan hipotensi terkendali, untuk itu digunakan labetolol dan gliseril trinitrat, sedangkan beta bloker seperti adenosin, amiodaron dan verapamil bisa digunakan untuk mengendalikan aritmia selama anestesi.
- Dalam anestesi terdapat taraf-taraf narkosa tertentu yaitu penekanan sistrem saraf sentral secara bertingkat dan berturut-turut sebagai berikut :
Taraf-taraf narkose
- Anestesi umum dapat menekan susunan saraf sentral secara berurutan, yaitu :
- Taraf analgesia, yaitu kesadaran dan rasas nyeri berkurang
- Taraf eksitasi, yaitu kesadaran hilang seluruhnya dan terjadi kegelisahan
Kedua
taraf ini disebut taraf induksi
- Taraf anestesia, yaitu reflek mata hilang, nafas otomatis dan teraturseperti tidur dan otot-otot melemas (relaksasi)
- Taraf pelumpuhan sumsum tulang, yaitu kerja jantung dan pernafasan terhenti
-
Tujuan narkose adalah untuk mencapai
taraf anestesia dengan sedikit mungkin kerja ikutan atau efek samping, oleh
karena itu taraf pertama sampai ketiga adalah
yang paling penting sedangkan taraf keempat harus dihindari. Pada proses
recovery (sadar kembali) terjadi
dengan urutan taraf terbalik dari taraf ketiga sampai kesatu.
Persyaratan
anestesi umum
n Beberapa
syarat penting yang harus dipenuhi oleh suatu anestesi umum adalah :
n Berbau enak dan tidak merangsag selaput lendir
n Mula kerja cepat tanpa efek samping
n Sadar kembalinya tanpa kejang
n Berkhasiat analgesik baik dengan melemaskan
otot-otot seluruhnya
n Tidak menambah perdarahan kapiler selama waktu
pembedahan
Guna
mencapai narkosa umum yang cukup dalam dan lama digunakan suatu anestetika
dengan penambahan suatu obat pembantu , yang bertujuan untuk menghindarkan atau
memperkecil kerja ikutan dan memperkuat salah satu khasiat anestetiknya, seperti
:
n Sebelum
narkose (premedikasi) diberikan obat-obat sedatif (klorpromazin, morphin dan
petidin) guna meniadakan kegelisahan dan obat-obat parasimpatolitik (atropin)
guna menekan sekresi ludah yang berlebihan.
n Selama
narkose, diberikan obat-obat relaksasi otot (tubokurarin, galamin)
n Setelah
narkose(post medikasi) diberikan obat-obat analgesik (methampiron) dll,
sedativa (luminal) dan anti emetika (klorpromazin HCl)
Efek
Samping
n Hampir
semua anestesi inhalasi mengakibatkan sejumlah efek samping yang terpenting
diantaranya adalah :
n Menekan
pernafasan, paling kecil pada N2O, eter dan trikloretilen
n Mengurangi
kontraksi jantung, terutama halotan dan metoksi fluran, yang paling ringan pada
eter
n Merusak
hati oleh karena sudah tak digunakan lagi seperti senyawa kloroform
n Merusak
ginjal khususnya metoksifluran
n Penggolongan
o
Menurut penggunaannya anestesi umum
dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
o
Anestesi injeksi, contohnya diazepam,
barbital ultra short acting (tiopental dan heksobarbital)
o
Anestesi inhalasi, diberikan sabagai uap
melalui saluran pernafasan, contohnya eter
n Teknik Pemberian
o
Pemberian anestesi inhalasi dibagi
menjadi 3 cara yaitu :
o
Sistem terbuka yaitu dengan penetesan
langsung keatas kain kasa yang menutupi mulut atau hidung penderita, contohnya
eter dan trikloretilen
o
Sistem tertutup yaitu dengan menggunakan
alat khusus yang menyalurkan campuran gas dengan oksigen dimana sejumlah CO2
yang dikeluarkan dimasukkan kembali (bertujuan memperdalam pernapasan dan
mencegah berhentinya pernapasan atau apnea yang dapat terjadi bila diberikan
dengan sistem terbuka. Karena pengawasan penggunaan anestetika lebih teliti
maka cara ini lebih disukai, contohnya siklopropan, N2O dan halotan
o
Insuflasi gas, yaitu uap atau gas
ditiupkan kedalam mulut, batang tenggorokan atau trachea dengan memakai alat
khusus seperti pada operasi amandel
ANESTESI
LOKAL
Anestesi lokal yaitu
menghilangkan rasa sakit tanpa disertai hilang kesadaran
Obat anestesi lokal yang pertama dikenal adalah kokain
yang diperoleh dari Erythroxylon coca yang dapat memberi rasa
nyaman dan mempertinggi daya tahan tubuh. Pada awalnya di
dunia kedokteran digunakan untuk menghilangkan nyeri setempat misal
pada gigi dan mata. Karena kemampuannya untuk merintangi transmisi ke
batang otak kemudian dipakai sebagai anestesi blokade saraf pada pembedahan
maupun dalam anestesi spinal umum. Barulah kemudian pd thn 1892 dikembangkan
anestesi lokal sintesis seperti prokain dan benzokain beserta derivatnya.
Kemudian pd tahun 1940 keatas dikenalkan anestesi modern yaitu lidokain,
prilokain dan bupivakain.
Pemberian anestetik lokal
dapat dengan teknik:
Ø Anestesi permukaan, yaitu pengolesan atau
penyemprotan analgetik lokal diatas selaput mukosa seperti mata, hidung atau
faring.
Ø Anestesi infiltrasi, yaitu penyuntikan larutan
analgetik lokal langsung diarahkan di sekitar tempat lesi, luka atau insisi.
Cara infiltrasi yang sering digunakan adalah blokade lingkar dan obat
disuntikkan intradermal atau subkutan.
Ø Anestesi blok, yaitu penyuntikan analgetik lokal
langsung ke saraf utama atau pleksus saraf.
Ø Analgesi regional intravena, yaitu penyuntikan
larutan analgetik lokal intravena.
Obat-obat
anestesi lokal umumnya dipakai adalah garam kloridanya yang mudah
larut dalam air. Untuk memperpanjang daya kerjanya ditambahkan suatu
vasokonstriktor yang dapat menciutkan pembuluh darah sehingga absorbsi akan
diperlambat, toksisitas berkurang, mula kerja dipercepat dengan khasiat yang
lebih ampuh dan lokasi pembedahan praktis tidak berdarah, contohnya adrenalin
dan efineprin.
Ø Anestesi lokal dikatakan ideal
bila memiliki beberapa persyaratan sebagai berikut :
- Tidak merangsang jaringan
- Tidak mengakibatkan kerusakan permanen terhadap susunan saraf sentral
- Toksisitas sistemis rendah
- Efektif pada penyuntikan dan penggunaan lokal pd selaput lendir
- Mula kerja sesingkat mungkin dan bertahan untuk jangka waktu cukup lama
- Larut dalam air dengan menghasilkan larutan stabil dan tahan pemanasan (proses sterilisasi)
Khasiat dan mekanisme kerja
- Anestesi Lokal mengakibatkan kehilangan rasa dengan cara :
o Menghindarkan
untuk sementara pembentukan dan transmisi impuls melalui sel-sel saraf dan
ujungnya
o Menghambat
penerusan impuls dengan jalan menurunkan permiabelitas membrane sel saraf untuk
ion natrium, yang dibutuhkan oleh sel saraf yang layak.
EFEK LAIN
- MENEKAN SSP, bias menyebabkan depresi dan terhambatnya pernafasan sampai akhirnya kematian. Tapi anestesi lokak sintetik tidak terlalu berat menekan SSP dibanding kokain.
- MENEKAN SISTEM KARDIOVASKULAR
- Penurunan kepekaan untuk rangsangan listrik
- Penurunan kecepatan penerusan impuls dan daya kontraksi jantung
- Efek ini digunakan sebagai obat anti aritmia spt : prokain dan prokainamida
- Vasodilatasi, pada dosis yang agak besar yang bias mencapai peredaran darah (kecuali kokain yang berefek vasokonstriksi)
Efek
Samping
- Efek samping penggunaan anestesi lokal terjadi akibat khasiat efek depresi terhadap SSP dan efek kardio depresifnya (menekan fungsi jantung) dengan gejala penghambatan pernafasan dan sirkulasi darah, serta efek lain dapat mengakibatkan hipersensitasi berupa dermatitis alergi.
Penggolongan
- Secara kimiawi anestesi lokal dibagi dalam 3 kelompok, yaitu :
a. Senyawa ester,
contohnya prokain, benzokain, buvakain, tetrakain dan oksibuprokain
b. Senyawa amida,
contohnya lidokain, prilokain, mepivakain, bupivikain, cinchokain
c. Serba-serbi,
contohnya jokain dan benzilalkohol
Tujuan Premedikasi dan posmedikasi
1 Premedikasi
tujuan
:
a.
mengurangi ketegangan dan kecemasan
ex
: morfin, petidin, fentanil, klorpromazin dan diazepam.
b.
mencegah hipersalivasi kelenjar ludah dan
dahak.
ex
: atropin dan scopolamin.
c.
memperkuat efek relaksasi otot
ex : tubokurarin dan galamin.
2.Postmedikasi :
diberikan untuk menghilangkan efek samping,seperti
rasa gelisah dan mual muntah.
Ex : - CPZ
- Ondansetron
OBAT PREMEDIKASI
Pemberian obat premedikasi
bertujuan:
a) Menimbulkan rasa nyaman pada pasien (menghilangkan
kekhawatiran, memberikan ketenangan, membuat amnesia, memberikan analgesi)
b) Memudahkan/memperlancar induksi, rumatan, dan sadar
dari anestesi
c) Mengurangi
jumlah obat-obatan anestesi
d) Mengurangi timbulnya hipersalivasi, bradikardi,
mual, dan muntah pasca anestesi
e) Mengurangi stress fisiologis (takikardia, nafas
cepat, dll)
f) Mengurangi keasaman lambung
Obat-obat yang dapat
diberikan sebagai premedikasi pada tindakan anestesi
A. Analgetik Narkotik
A. Analgetik Narkotik
Ø Morfin
Dosis premedikasi dewasa 5-10 mg (0,1-0,2 mg/kgBB)
intramuskular. Diberikan untuk mengurangi kecemasan dan ketegangan pasien
menjelang operasi, dan agar anestesi berjalan dengan tenag dan dalam.
Ø Petidin
Dosis premedikasi dewasa 50-75 mg (1-1,5 mg/kgBB)
intravena. Diberikan untuk menekan tekanan darah dan pernafasan serta
merangsang otot polos.
B. Barbiturat
Pentobarbital dan
Sekobarbital
Ø Diberikan untuk menimbulkan sedasi. Dosis dewasa
100-200 mg, pada anak dan bayi 1 mg/kgBB secara oral atau intramuskular.
Ø Keuntungannya adalah masa pemulihan tidak
diperpanjang dan kurang menimbulkan reaksi yang tidak diinginkan. Yang mudah
didapat adalah fenobarbital dengan efek depresan yang lemah terhadap pernafasan
dan sirkulasi serta jarang menyebabkan mual dan muntah.
C. Antikolinergik
Atropin
Ø Diberikan untuk mencegah hipersekresi kelenjar ludah
dan bronkus selama 90 menit. Dosis 0,4-0,6 mg intramuskular bekerja setelah
10-15 menit.
D. Obat Penenang
(transquillizer)
Diazepam
Ø Diazepam (valium®) merupakan golongan benzodiazepin.
Pemberian dosis rendah bersifat sedatif sedangkan dosis besar hipnotik.
Ø Dosis premedikasi dewasa 10 mg intramuskular atau
5-10 mg oral (0,2-0,5 mg/kgBB) dengan dosis maksimal 15 mg. Dosis sedasi pada
analgesi regional 5-10 mg (0,04-0,2 mg/kgBB) intravena. Dosis induksi
0,2-1 mg/kgBB intravena.
OBAT ANESTESI
INHALASI
Dinitrogen Oksida (N2O/ gas
gelak)
Ø N2O merupakan gas yang tidak berwarna, berbau manis,
tidak iritatif, tidak berasa, lebih berat dari pada udara, tidak mudah
terbakar/meledak dan tidak bereaksi dengan soda lime absorber (pengikat CO2).
Penggunaan dalam anestesi umumnya dipakai dalam kombinasi N2O:O2 yaitu 60%:40%,
70%:30%, dan 50%:50%. Dosis untuk mendapatkan efek analgesik digunakan dengan
perbandingan 20%;80%, untuk induksi 80%:20%, dan pemeliharaan 70%:30%.
Halotan
Ø Halotan merupakan cairan tidak berwarna, berbau
enek, tidak iritatif, mudah menguap,
tidak mudah terbakar/meledak, tidak bereaksi dengan soda lime, dan mudah
diuraikan cahaya. Halotan merupakan obat anestetik dengan kekuatan 4-5 kali
eter atai 2 kali kloroform. Keuntungan penggunaan halotan adalah induksi cepat
dan lancar, tidak mengiritasi jalan nafas, bronkodilatasi, pemulihan cepat,
proteksi terhadap syok, jarang menyebabkan mual/muntah. Kerugiannya adalah
sangat poten, relatif terjadi over dosis, analgesi dan relaksasi yang kurang,
harus dikombinasika dengan obat analgetik dan relaksan, harga mahal,menimbulkan
hipotensi, aritmia, dll.
Etil Klorida
Ø Merupakan cairan tidak berwarna, sangat mudah
menguap, dan mudah terbakar. Anestesi dengan etil klorida cepat terjadi namun
cepat hilang. Induksi dapat dicapai dalam 0,5-2 menit dengan waktu pemulihan
2-3 menit sesudah pemberian anestesi dihentikan. Etil klorida sudah tidak
dianjurkan digunakn sebagai anestesi umum. Sebagai anestesi lokal etil klorida
digunakan dengan cara disemprotkan pada kulit sampai beku.
Eter (Dietil Eter)
Ø Merupakan cairan tidak berwarna, mudah menguap,
berbau kkhas, mengiritasi saluran napas, mudah terbakar/meledak, tidak bereaksi
dengan soda lime absorber, dan dapat terurai oleh udara serta cahaya. Eter
merupakan obat anestesi yang sangat kuat sehingga pasien dapat memasuki tiap
tingkat anestesi. Keuntungan penggunaan eter adalah
mudah didapat dan murah, tidak perlu digunakan bersama-sama dengan obat-obat
lain karena telah memenuhi trias anestesi, cukup aman dengan batas keamanan
yang lebar, dal alat yang digunakan cukup sederhana. Kerugiannya adalah mudah
terbakar/meledak, bau tidak enak, mengiritasi jalan napas, menimbulkan
hipersekresi kelenjar ludah, menyebabkan mual dan muntah serta masa
pemulihannya cepat. Jumlah eter yang dibutuhkan tergantung dari berat badan dan
kondisi pasien, kebutuhan dalamnya anestesi dan teknik yang digunakan.
Enfluran (ethran)
Ø Merupakan obat anestetik eter berhalogen berbentuk
cairan, mudah menguap, tidak mudah terbakar, tidak bereaksi dengan soda lime.
Induksi dengan enfluran cepat dan lancar. Oabt ini jarang menimbulkan mualdan
muntah serta masa pemulihannya cepat.
Isofluran (forane)
Ø Merupakan eter berhalogen, berbau tajam dan tidak
mudah terbakar. Keuntungan penggunaan isofluran adalah irama jantung stabil dan
tidak terangsang oleh adrenalin serta induksi dan masa pulih anestesi cepat.
Sevofluran
Ø Obat anestesi ini merupakan turunan eter berhalogen
yang paling disukai untuk induksi inhalasi, induksinya enak dan cepat terutama
pada anak.
OBAT ANESTESI
INTRAVENA
Ø Natrium Tiopental (tiopental,pentotal)
Tiopental berupa bubuk kuning yang bila akan digunakan
dilarutkan dalam air menjadi larutan 2,5% atau 5%. Indikasi pemberian tiopental
adalah induksi anestesi umum, operasi/tindakan yang singkat(reposisi fraktur,
insisi, jahit luka, dilatasi serviks, dan kuretase), sedasi pada analgesi
regional, dan untuk mengatasi kejang-kejang eklampsia atau epilepsi. Kontra
indikasinya adalah status asmatikus, syok, anemia, disfungsi hepar, asma
bronkial, miastenia gravis dan riwayat alergi terhadap tiopental. Keuntungan
penggunaan tiopental adalah induksi mudah dan cepat, tidak ada delirium, masa
pemulihan cepat, tidak ada iritasi mukosa jalan napas. Sedangkan kerugiannya
adalah dapat menyebabkan depresi pernapasan, depresi kardiovaskuler, cenderung
menyebabkan spasme laring, relaksasi otot perut kurang dan bukan analgetik.
Ø Ketamin
Ketamin adalah suatu rapid acting nonbarbiturat general
anaesthetic. Indikasi pemakaian ketamin adalah prosedur dengan pengendalian
jalan napas yang sulit, prosedur diagnosis, tindakan ortopedi, pasien resiko
tinggi, tindakan operasi sibuk, dan asma. Kontra indikasinya adalah tekanan
sistolik 160 mmHg dan diastolik 100 mmHg, riwayat penyakit serebrovaskular, dan
gagal jantung.
Ø Droperidol (dehidrobenzperidol, droleptan)
Droperidol adalah turunan buturofenon dan merupakan
antagonis reseptor dopamin. Obat ini digunakan sebagai premedikasi (antiemetik
yang baik) dan sedasi pada anestesi regional. Obat anestetik ini juga dapat
digunakan untuk membantu prosedur intubasi, bronkoskopi, esofagoskopi, dan
gastroskopi. Droperidol dapat menimbulkan reaksi ekstrapiramidal yang dapat
diatasi dengan pemberian diphenhidramin.
Ø Diprivan (diisopropil fenol, propofol)
Propofol adalah campuran 1% obat dalm air dan emulsi
berisi 10% minyak kedelai, 2,25% gliserol, dan lesitin telur. Propofol menghambat
transmisi neuron yang dihantarkan oleh GABA.
OBAT ANESTESI
REGIONAL/LOKAL
Ø Obat anestesi regional/lokal adalah obat yang
menghambat hantaran saraf bila dikenakan secara lokal. Anertesi lokal idealnya
adalah yang tidak mengiritasi atau merusak jaringan secara permanen, batas
keamanan lebar, mula kerja singkat, masa kerja cukup lama, larut dalam air,
stabil dalam larutan, dapat disterilkan tanpa mengalami perubahan, dan efeknya
reversible.
Ø Lidokain
Lidokain (lignikaon,xylocain) adalah anestetik
lokal kuat yang digunakan secara topikal dan suntikan. Efek anestesi terjadi
lebih cepat, kuat, dan ekstensif dibandingkan prokain.
CONTOH OBAT ANESTESI
REGIONAL/LOKAL
Ø Bupivakain
Bupivakain adalah anestetik golongan amida dengan mula
kerja lambat dan masa kerja panjang.