Kamis, 25 April 2013

Anestesi


ANESTESI
Pengertian
- Kata anestesi berasal dari bahasa yunani yang berarti keadaan tanpa rasa sakit.

- Anestesi dibagi menjadi dua kelompok yaitu anestesi lokal dan anestesi umum. Pada anestesi lokal hilangnya rasa sakit tanpa disertai hilangnya kesadaran, sedangkan pada anestesi umum hilangnya rasa sakit disertai hilangnya kesadaran.

ANESTESI UMUM
Anestesi umum yaitu rasa sakit hilang disertai dengan kehilangan kesadaran.
  •   Anestesi suntikan intravena (i.v) biasa dipakai untuk taraf induksi kemudian dilanjutkan dengan anestesi inhalasi untuk mempertahankan keadaan tidak sadar. Obat khusus sering diberikan untuk menghasilkan relaksasi otot.
  •   Untuk prosedur tertentu mungkin dibutuhkan hipotensi terkendali, untuk itu digunakan labetolol dan gliseril trinitrat, sedangkan beta bloker seperti adenosin, amiodaron dan verapamil bisa digunakan untuk mengendalikan aritmia selama anestesi.
  •   Dalam anestesi terdapat taraf-taraf narkosa tertentu yaitu penekanan sistrem saraf sentral secara bertingkat dan berturut-turut sebagai berikut :
Taraf-taraf narkose
  •   Anestesi umum dapat menekan susunan saraf sentral secara berurutan, yaitu :
  1. Taraf analgesia, yaitu kesadaran dan rasas nyeri berkurang
  2. Taraf eksitasi, yaitu kesadaran hilang seluruhnya dan terjadi kegelisahan
            Kedua taraf ini disebut taraf induksi
  1. Taraf anestesia, yaitu reflek mata hilang, nafas otomatis dan teraturseperti tidur dan otot-otot melemas (relaksasi)
  1. Taraf pelumpuhan sumsum tulang, yaitu kerja jantung dan pernafasan terhenti
-          Tujuan narkose adalah untuk mencapai taraf anestesia dengan sedikit mungkin kerja ikutan atau efek samping, oleh karena itu taraf pertama sampai ketiga adalah yang paling penting sedangkan taraf keempat harus dihindari. Pada proses recovery (sadar kembali) terjadi dengan urutan taraf terbalik dari taraf ketiga sampai kesatu.
  Persyaratan anestesi umum
n  Beberapa syarat penting yang harus dipenuhi oleh suatu anestesi umum adalah :
n  Berbau enak dan tidak merangsag selaput lendir
n  Mula kerja cepat tanpa efek samping
n  Sadar kembalinya tanpa kejang
n  Berkhasiat analgesik baik dengan melemaskan otot-otot seluruhnya
n  Tidak menambah perdarahan kapiler selama waktu pembedahan
     
      Guna mencapai narkosa umum yang cukup dalam dan lama digunakan suatu anestetika dengan penambahan suatu obat pembantu , yang bertujuan untuk menghindarkan atau memperkecil kerja ikutan dan memperkuat salah satu khasiat anestetiknya, seperti :
n  Sebelum narkose (premedikasi) diberikan obat-obat sedatif (klorpromazin, morphin dan petidin) guna meniadakan kegelisahan dan obat-obat parasimpatolitik (atropin) guna menekan sekresi ludah yang berlebihan.
n  Selama narkose, diberikan obat-obat relaksasi otot (tubokurarin, galamin)
n  Setelah narkose(post medikasi) diberikan obat-obat analgesik (methampiron) dll, sedativa (luminal) dan anti emetika (klorpromazin HCl)
 Efek Samping
n  Hampir semua anestesi inhalasi mengakibatkan sejumlah efek samping yang terpenting diantaranya adalah :
n  Menekan pernafasan, paling kecil pada N2O, eter dan trikloretilen
n  Mengurangi kontraksi jantung, terutama halotan dan metoksi fluran, yang paling ringan pada eter
n  Merusak hati oleh karena sudah tak digunakan lagi seperti senyawa kloroform
n  Merusak ginjal khususnya metoksifluran
n  Penggolongan
o   Menurut penggunaannya anestesi umum dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
o   Anestesi injeksi, contohnya diazepam, barbital ultra short acting (tiopental dan heksobarbital)
o   Anestesi inhalasi, diberikan sabagai uap melalui saluran pernafasan, contohnya eter
n  Teknik Pemberian
o   Pemberian anestesi inhalasi dibagi menjadi 3 cara yaitu :
o   Sistem terbuka yaitu dengan penetesan langsung keatas kain kasa yang menutupi mulut atau hidung penderita, contohnya eter dan trikloretilen
o   Sistem tertutup yaitu dengan menggunakan alat khusus yang menyalurkan campuran gas dengan oksigen dimana sejumlah CO2 yang dikeluarkan dimasukkan kembali (bertujuan memperdalam pernapasan dan mencegah berhentinya pernapasan atau apnea yang dapat terjadi bila diberikan dengan sistem terbuka. Karena pengawasan penggunaan anestetika lebih teliti maka cara ini lebih disukai, contohnya siklopropan, N2O dan halotan
o   Insuflasi gas, yaitu uap atau gas ditiupkan kedalam mulut, batang tenggorokan atau trachea dengan memakai alat khusus seperti pada operasi amandel

ANESTESI LOKAL
Anestesi lokal yaitu menghilangkan rasa sakit tanpa disertai hilang kesadaran

Obat anestesi lokal yang pertama dikenal adalah kokain yang diperoleh dari Erythroxylon coca yang dapat memberi rasa nyaman dan mempertinggi daya tahan tubuh. Pada awalnya di dunia kedokteran digunakan untuk menghilangkan nyeri setempat misal pada gigi dan mata. Karena kemampuannya untuk merintangi transmisi ke batang otak kemudian dipakai sebagai anestesi blokade saraf pada pembedahan maupun dalam anestesi spinal umum. Barulah kemudian pd thn 1892 dikembangkan anestesi lokal sintesis seperti prokain dan benzokain beserta derivatnya. Kemudian pd tahun 1940 keatas dikenalkan anestesi modern yaitu lidokain, prilokain dan bupivakain.

Pemberian anestetik lokal dapat dengan teknik:
Ø  Anestesi permukaan, yaitu pengolesan atau penyemprotan analgetik lokal diatas selaput mukosa seperti mata, hidung atau faring.
Ø  Anestesi infiltrasi, yaitu penyuntikan larutan analgetik lokal langsung diarahkan di sekitar tempat lesi, luka atau insisi. Cara infiltrasi yang sering digunakan adalah blokade lingkar dan obat disuntikkan intradermal atau subkutan.
Ø  Anestesi blok, yaitu penyuntikan analgetik lokal langsung ke saraf utama atau pleksus saraf.
Ø  Analgesi regional intravena, yaitu penyuntikan larutan analgetik lokal intravena.
Obat-obat anestesi lokal umumnya dipakai adalah garam kloridanya yang mudah larut dalam air. Untuk memperpanjang daya kerjanya ditambahkan suatu vasokonstriktor yang dapat menciutkan pembuluh darah sehingga absorbsi akan diperlambat, toksisitas berkurang, mula kerja dipercepat dengan khasiat yang lebih ampuh dan lokasi pembedahan praktis tidak berdarah, contohnya adrenalin dan efineprin.

Ø  Anestesi lokal dikatakan ideal bila memiliki beberapa persyaratan sebagai berikut :
  •   Tidak merangsang jaringan
  •  Tidak mengakibatkan kerusakan permanen terhadap susunan saraf sentral
  •   Toksisitas sistemis rendah
  •   Efektif pada penyuntikan dan penggunaan lokal pd selaput lendir
  •   Mula kerja sesingkat mungkin dan bertahan untuk jangka waktu cukup lama
  •   Larut dalam air dengan menghasilkan larutan stabil dan tahan pemanasan (proses sterilisasi)
Khasiat dan mekanisme kerja
  •   Anestesi Lokal mengakibatkan kehilangan rasa dengan cara :
o   Menghindarkan untuk sementara pembentukan dan transmisi impuls melalui sel-sel saraf dan ujungnya
o   Menghambat penerusan impuls dengan jalan menurunkan permiabelitas membrane sel saraf untuk ion natrium, yang dibutuhkan oleh sel saraf yang layak.

EFEK LAIN

  1. MENEKAN SSP, bias menyebabkan depresi dan terhambatnya pernafasan sampai akhirnya kematian. Tapi anestesi lokak sintetik tidak terlalu berat menekan SSP dibanding kokain.
  2. MENEKAN SISTEM KARDIOVASKULAR
  •   Penurunan kepekaan untuk rangsangan listrik
  •   Penurunan kecepatan penerusan impuls dan daya kontraksi jantung
  •   Efek ini digunakan sebagai obat anti aritmia spt : prokain dan prokainamida
  •   Vasodilatasi, pada dosis yang agak besar yang bias mencapai peredaran darah (kecuali kokain yang berefek vasokonstriksi)
Efek Samping
  •   Efek samping penggunaan anestesi lokal terjadi akibat khasiat efek depresi terhadap SSP dan efek kardio depresifnya (menekan fungsi jantung) dengan gejala penghambatan pernafasan dan sirkulasi darah, serta efek lain dapat mengakibatkan hipersensitasi berupa dermatitis alergi.

Penggolongan
  •   Secara kimiawi anestesi lokal dibagi dalam 3 kelompok, yaitu :
a.       Senyawa ester, contohnya prokain, benzokain, buvakain, tetrakain dan oksibuprokain
b.      Senyawa amida, contohnya lidokain, prilokain, mepivakain, bupivikain, cinchokain
c.       Serba-serbi, contohnya jokain dan benzilalkohol
Tujuan Premedikasi dan posmedikasi
1 Premedikasi
            tujuan :
            a. mengurangi ketegangan dan kecemasan
                        ex : morfin, petidin, fentanil,  klorpromazin dan diazepam.
            b. mencegah hipersalivasi kelenjar ludah dan              dahak.
                        ex : atropin dan scopolamin.
            c. memperkuat efek relaksasi otot
                ex : tubokurarin dan galamin.

2.Postmedikasi :
           
diberikan untuk menghilangkan efek samping,seperti rasa gelisah dan mual muntah.
Ex : - CPZ
              - Ondansetron


OBAT PREMEDIKASI
Pemberian obat premedikasi bertujuan:
a)      Menimbulkan rasa nyaman pada pasien (menghilangkan kekhawatiran, memberikan ketenangan, membuat amnesia, memberikan analgesi)
b)      Memudahkan/memperlancar induksi, rumatan, dan sadar dari anestesi
c)      Mengurangi  jumlah obat-obatan anestesi
d)      Mengurangi timbulnya hipersalivasi, bradikardi, mual, dan muntah pasca anestesi
e)      Mengurangi stress fisiologis (takikardia, nafas cepat, dll)
f)       Mengurangi keasaman lambung
Obat-obat yang dapat diberikan sebagai premedikasi pada tindakan anestesi
A. Analgetik Narkotik
Ø  Morfin
            Dosis premedikasi dewasa 5-10 mg (0,1-0,2 mg/kgBB) intramuskular. Diberikan untuk mengurangi kecemasan dan ketegangan pasien menjelang operasi, dan agar anestesi berjalan dengan tenag dan dalam.
Ø  Petidin
            Dosis premedikasi dewasa 50-75 mg (1-1,5 mg/kgBB) intravena. Diberikan untuk menekan tekanan darah dan pernafasan serta merangsang otot polos.
B. Barbiturat
Pentobarbital dan Sekobarbital
Ø  Diberikan untuk menimbulkan sedasi. Dosis dewasa 100-200 mg, pada anak dan bayi 1 mg/kgBB secara oral atau intramuskular.
Ø  Keuntungannya adalah masa pemulihan tidak diperpanjang dan kurang menimbulkan reaksi yang tidak diinginkan. Yang mudah didapat adalah fenobarbital dengan efek depresan yang lemah terhadap pernafasan dan sirkulasi serta jarang menyebabkan mual dan muntah.
C. Antikolinergik
Atropin
Ø  Diberikan untuk mencegah hipersekresi kelenjar ludah dan bronkus selama 90 menit. Dosis 0,4-0,6 mg intramuskular bekerja setelah 10-15 menit.
D. Obat Penenang (transquillizer)
Diazepam
Ø  Diazepam (valium®) merupakan golongan benzodiazepin. Pemberian dosis rendah bersifat sedatif sedangkan dosis besar hipnotik.
Ø Dosis premedikasi dewasa 10 mg intramuskular atau 5-10 mg oral (0,2-0,5 mg/kgBB) dengan dosis maksimal 15 mg. Dosis sedasi pada analgesi regional 5-10 mg (0,04-0,2 mg/kgBB) intravena. Dosis induksi 0,2-1 mg/kgBB intravena.
OBAT ANESTESI INHALASI
Dinitrogen Oksida (N2O/ gas gelak)
Ø  N2O merupakan gas yang tidak berwarna, berbau manis, tidak iritatif, tidak berasa, lebih berat dari pada udara, tidak mudah terbakar/meledak dan tidak bereaksi dengan soda lime absorber (pengikat CO2). Penggunaan dalam anestesi umumnya dipakai dalam kombinasi N2O:O2 yaitu 60%:40%, 70%:30%, dan 50%:50%. Dosis untuk mendapatkan efek analgesik digunakan dengan perbandingan 20%;80%, untuk induksi 80%:20%, dan pemeliharaan 70%:30%.
Halotan
Ø  Halotan merupakan cairan tidak berwarna, berbau enek, tidak iritatif, mudah menguap,  tidak mudah terbakar/meledak, tidak bereaksi dengan soda lime, dan mudah diuraikan cahaya. Halotan merupakan obat anestetik dengan kekuatan 4-5 kali eter atai 2 kali kloroform. Keuntungan penggunaan halotan adalah induksi cepat dan lancar, tidak mengiritasi jalan nafas, bronkodilatasi, pemulihan cepat, proteksi terhadap syok, jarang menyebabkan mual/muntah. Kerugiannya adalah sangat poten, relatif terjadi over dosis, analgesi dan relaksasi yang kurang, harus dikombinasika dengan obat analgetik dan relaksan, harga mahal,menimbulkan hipotensi, aritmia, dll.
Etil Klorida
Ø  Merupakan cairan tidak berwarna, sangat mudah menguap, dan mudah terbakar. Anestesi dengan etil klorida cepat terjadi namun cepat hilang. Induksi dapat dicapai dalam 0,5-2 menit dengan waktu pemulihan 2-3 menit sesudah pemberian anestesi dihentikan. Etil klorida sudah tidak dianjurkan digunakn sebagai anestesi umum. Sebagai anestesi lokal etil klorida digunakan dengan cara disemprotkan pada kulit sampai beku.
Eter (Dietil Eter)
Ø  Merupakan cairan tidak berwarna, mudah menguap, berbau kkhas, mengiritasi saluran napas, mudah terbakar/meledak, tidak bereaksi dengan soda lime absorber, dan dapat terurai oleh udara serta cahaya. Eter merupakan obat anestesi yang sangat kuat sehingga pasien dapat memasuki tiap tingkat anestesi. Keuntungan penggunaan eter adalah mudah didapat dan murah, tidak perlu digunakan bersama-sama dengan obat-obat lain karena telah memenuhi trias anestesi, cukup aman dengan batas keamanan yang lebar, dal alat yang digunakan cukup sederhana. Kerugiannya adalah mudah terbakar/meledak, bau tidak enak, mengiritasi jalan napas, menimbulkan hipersekresi kelenjar ludah, menyebabkan mual dan muntah serta masa pemulihannya cepat. Jumlah eter yang dibutuhkan tergantung dari berat badan dan kondisi pasien, kebutuhan dalamnya anestesi dan teknik yang digunakan.
Enfluran (ethran)
Ø  Merupakan obat anestetik eter berhalogen berbentuk cairan, mudah menguap, tidak mudah terbakar, tidak bereaksi dengan soda lime. Induksi dengan enfluran cepat dan lancar. Oabt ini jarang menimbulkan mualdan muntah serta masa pemulihannya cepat.
Isofluran (forane)
Ø  Merupakan eter berhalogen, berbau tajam dan tidak mudah terbakar. Keuntungan penggunaan isofluran adalah irama jantung stabil dan tidak terangsang oleh adrenalin serta induksi dan masa pulih anestesi cepat.
Sevofluran
Ø  Obat anestesi ini merupakan turunan eter berhalogen yang paling disukai untuk induksi inhalasi, induksinya enak dan cepat terutama pada anak.
OBAT ANESTESI INTRAVENA
Ø  Natrium Tiopental (tiopental,pentotal)
            Tiopental berupa bubuk kuning yang bila akan digunakan dilarutkan dalam air menjadi larutan 2,5% atau 5%. Indikasi pemberian tiopental adalah induksi anestesi umum, operasi/tindakan yang singkat(reposisi fraktur, insisi, jahit luka, dilatasi serviks, dan kuretase), sedasi pada analgesi regional, dan untuk mengatasi kejang-kejang eklampsia atau epilepsi. Kontra indikasinya adalah status asmatikus, syok, anemia, disfungsi hepar, asma bronkial, miastenia gravis dan riwayat alergi terhadap tiopental. Keuntungan penggunaan tiopental adalah induksi mudah dan cepat, tidak ada delirium, masa pemulihan cepat, tidak ada iritasi mukosa jalan napas. Sedangkan kerugiannya adalah dapat menyebabkan depresi pernapasan, depresi kardiovaskuler, cenderung menyebabkan spasme laring, relaksasi otot perut kurang dan bukan analgetik.
Ø  Ketamin
            Ketamin adalah suatu rapid acting nonbarbiturat general anaesthetic. Indikasi pemakaian ketamin adalah prosedur dengan pengendalian jalan napas yang sulit, prosedur diagnosis, tindakan ortopedi, pasien resiko tinggi, tindakan operasi sibuk, dan asma. Kontra indikasinya adalah tekanan sistolik 160 mmHg dan diastolik 100 mmHg, riwayat penyakit serebrovaskular, dan gagal jantung.
Ø  Droperidol (dehidrobenzperidol, droleptan)
            Droperidol adalah turunan buturofenon dan merupakan antagonis reseptor dopamin. Obat ini digunakan sebagai premedikasi (antiemetik yang baik) dan sedasi pada anestesi regional. Obat anestetik ini juga dapat digunakan untuk membantu prosedur intubasi, bronkoskopi, esofagoskopi, dan gastroskopi. Droperidol dapat menimbulkan reaksi ekstrapiramidal yang dapat diatasi dengan pemberian diphenhidramin.
Ø  Diprivan (diisopropil fenol, propofol)
            Propofol adalah campuran 1% obat dalm air dan emulsi berisi 10% minyak kedelai, 2,25% gliserol, dan lesitin telur. Propofol menghambat transmisi neuron yang dihantarkan oleh GABA.
OBAT ANESTESI REGIONAL/LOKAL
Ø  Obat anestesi regional/lokal adalah obat yang menghambat hantaran saraf bila dikenakan secara lokal. Anertesi lokal idealnya adalah yang tidak mengiritasi atau merusak jaringan secara permanen, batas keamanan lebar, mula kerja singkat, masa kerja cukup lama, larut dalam air, stabil dalam larutan, dapat disterilkan tanpa mengalami perubahan, dan efeknya reversible.
Ø  Lidokain
            Lidokain (lignikaon,xylocain) adalah anestetik lokal kuat yang digunakan secara topikal dan suntikan. Efek anestesi terjadi lebih cepat, kuat, dan ekstensif dibandingkan prokain.
CONTOH OBAT ANESTESI REGIONAL/LOKAL
Ø  Bupivakain
            Bupivakain adalah anestetik golongan amida dengan mula kerja lambat dan masa kerja panjang.